• Home
  • About
  • Contact
    • Category
    • Category
    • Category
  • Shop
  • Advertise
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

Aan Sopiyan

Halo, saya Aan Sopiyan, penulis buku "Masterclass Menulis: Teknik, Disiplin, dan Kreativitas" juga Konselor Psikologi & NGO Profesional.

Kadang, kita merasa semua usaha yang kita curahkan untuk sesuatu itu nggak sebanding dengan hasil yang kita dapatkan. Kita sering kali menghabiskan perhatian, energi, dan waktu demi menjaga sesuatu tetap berjalan. Kita juga mengeluarkan uang dan sumber daya—semua yang kita punya—supaya hal itu tetap hidup. Tapi, seiring berjalannya waktu, kita malah merasa kehilangan dan tidak mendapatkan apa-apa sebagai balasannya.

Kita mulai bertanya-tanya, “Apa yang salah dengan diri kita? Kenapa ini nggak berhasil?” Kita mungkin berpikir ada yang salah dengan diri kita. Padahal, terkadang, hal-hal yang dulu kita anggap penting, bisa jadi sekarang sudah nggak ada artinya lagi. Beberapa dari hal itu mungkin sudah sampai di akhir jalan dan nggak lagi bermanfaat bagi kita.

Dalam pertemanan, misalnya, kita sering menjalin hubungan dengan orang-orang yang awalnya sangat berarti. Namun, seiring waktu, kita bisa menyadari bahwa hubungan itu nggak lagi saling menguntungkan. Mungkin kita dan teman kita mulai memiliki pandangan hidup yang berbeda. Jika pertemanan itu hanya bikin kita merasa nggak nyaman atau tertekan, mungkin sudah saatnya untuk melepaskannya. Dalam sebuah pertemanan, kita berharap saling mendukung. Tapi, jika kita merasa hanya kita yang selalu berusaha dan teman kita nggak pernah ada saat kita butuh, itu bisa jadi tanda bahwa hubungan itu udah nggak sehat.

Di dunia kerja, kita juga sering terjebak dalam proyek atau posisi yang nggak lagi memberikan kepuasan. Jika kamu terlibat dalam proyek yang nggak memberikan hasil yang diharapkan dan hanya menguras energi, mungkin sudah saatnya untuk ngobrol dengan atasan atau mencari proyek lain yang lebih sesuai dengan minat dan keahlianmu.

Belum lagi, bekerja di tempat yang penuh drama, konflik, atau kurang dukungan bisa bikin kita lelah. Jika kamu merasa nggak dihargai atau tertekan setiap hari, mungkin ini saatnya untuk mempertimbangkan mencari pekerjaan baru yang lebih positif.

Situasi lain yang perlu dilepaskan adalah hobi yang udah nggak menyenangkan. Kadang, kita terjebak dalam hobi yang dulunya kita cintai, tapi sekarang hanya jadi beban. Jika Kamu merasa nggak lagi menikmati aktivitas itu, nggak ada salahnya untuk mencari hal baru yang lebih menyenangkan.

Beberapa kebiasaan buruk juga perlu kita singkirkan. Kita semua punya kebiasaan yang mungkin nggak baik untuk kita, seperti terlalu banyak menunda-nunda atau menghabiskan waktu di media sosial. Mengakui bahwa kebiasaan itu nggak membawa manfaat dan berusaha untuk mengubahnya bisa jadi langkah positif.

Melepaskan sesuatu yang nggak lagi bermanfaat—baik itu pertemanan, pekerjaan, hobi atau kebiasaan—adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional kita. Dengan mengalihkan fokus ke hal-hal yang benar-benar berarti, kita bisa mendapatkan kembali energi dan semangat untuk menjalani hidup yang lebih memuaskan. Percayalah, nggak ada salahnya untuk melepaskan sesuatu yang udah nggak sejalan dengan tujuan dan kebahagiaan kita.

Satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali energi kita adalah dengan menyadarinya. Melihat apa adanya. Dan berhenti memberi perhatian lebih. Ayo, alihkan pandanganmu. Lepaskan saja. Abaikan. Energi yang sebelumnya kita sia-siakan akan kembali lagi—lebih kuat dan lebih tajam—siap untuk kita curahkan ke hal-hal yang benar-benar penting. Jadi, jangan ragu untuk melepaskan yang nggak lagi bermanfaat, karena hidup ini terlalu berharga untuk dihabiskan pada hal-hal yang nggak membawa kita ke arah yang lebih baik!



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hai Sobat Copywriter! Yuk, kita bahas cara bikin copywriting iklan digital yang ciamik! Membuat copywriting iklan digital yang efektif itu kayak seni, lho! Kita harus pandai-pandai memadukan kata-kata dengan strategi pemasaran biar pesan yang kita sampaikan menarik dan persuasif.

Di dunia yang penuh informasi kayak sekarang ini, copywriting yang jempolan jadi jembatan penghubung antara produk kamu dan audiens yang tepat. Bayangin aja, audiens kamu itu kayak pulau yang terpisah; kamu adalah penjelajah yang mau mencapainya. Nah, untuk sampai ke pulau itu, kamu harus tahu cara terbaik menyeberangi lautan yang memisahkan kalian–pahami demografi dan psikografi mereka, itu kuncinya!

Misalnya, kalau kamu menargetkan remaja, pakai bahasa yang mereka pakai sehari-hari, yang relevan dengan kehidupan mereka. Kalau jualan produk kecantikan, manfaatkan istilah-istilah yang lagi hits di kalangan mereka. Memahami audiens kamu itu kayak membuka pintu menuju kesuksesan; tanpa pemahaman yang dalam, kamu cuma akan berlayar tanpa arah, deh!

Selanjutnya, judul iklan kamu itu kayak gerbang pertama yang dilalui audiens. Ini momen krusial buat memikat mereka agar mau melangkah lebih jauh, kayak buku yang menarik perhatian dengan judulnya. Iklan dari BuzzFeed, misalnya, sering pakai judul provokatif kayak “10 Alasan Mengapa Kamu Harus Mencoba Ini Sekarang!”, yang langsung bikin penasaran. Judul itu ibarat umpan pancing; kalau umpan kamu nggak menarik, ikannya nggak akan mau gigit, dong!

Audiens nggak cuma mau tahu apa yang kamu jual, tapi juga gimana produk kamu bisa menyelesaikan masalah mereka. Fokuslah pada manfaatnya, bukan fitur-fiturnya aja. Daripada cuma bilang fitur smartphone-nya “punya kamera 108 MP”, lebih baik tulis, “Abadikan momen berharga kamu dengan detail yang menakjubkan, seolah-olah kamu menghidupkan kembali kenangan itu.” Jangan cuma jual produk, jual pengalaman juga, ya! Setiap kata harusnya membawa audiens lebih dekat ke solusi yang mereka cari.

Setiap iklan digital butuh call to action (CTA) yang jelas dan menggugah. Ini langkah terakhir yang mendorong audiens untuk bertindak. Daripada pakai CTA umum kayak “Klik di sini”, coba deh, “Dapatkan diskon 20% hari ini dan ubah cara kamu berbelanja selamanya!” CTA itu kayak jembatan menuju konversi; tanpa jembatan yang kuat, audiens kamu nggak akan pernah sampai ke tujuan.

Cerita itu punya kekuatan untuk menghubungkan dan membangkitkan emosi. Gunakan storytelling biar pesan kamu lebih menarik dan mudah diingat. Iklan Dove, misalnya, sering menampilkan cerita nyata tentang wanita yang merayakan keindahan diri mereka. Ini nggak cuma jual produk, tapi juga membangun komunitas dan kepercayaan. Cerita itu kayak jembatan yang menghubungkan hati kamu dengan audiens; ketika kamu bercerita, kamu nggak cuma jualan, tapi juga menginspirasi!

Setelah bikin copy, jangan lupa uji dan analisis hasilnya, ya! A/B testing bisa membantumu tahu mana yang paling efektif. Misalnya, kamu punya dua versi iklan, satu dengan judul “Dapatkan Kulit Bersinar” dan yang lainnya “Rahasia Kulit Sehat”, coba uji mana yang lebih banyak menarik perhatian. Setiap kata yang kamu tulis itu kayak eksperimen; jangan takut untuk mencoba hal baru dan belajar dari hasilnya.

Membuat copywriting iklan digital yang efektif itu prosesnya panjang, butuh pemahaman, kreativitas, dan analisis. Dengan memahami audiens, menciptakan judul yang menarik, fokus pada manfaat, menggunakan CTA yang kuat, bercerita, dan melakukan pengujian, kamu bisa menciptakan iklan yang nggak cuma menarik perhatian, tapi juga mendorong tindakan.

Selalu ingat, setiap kata yang kamu tulis punya potensi untuk mengubah cara orang melihat produk kamu. Jadi, semangat terus berkarya, ya! Jadilah penjelajah yang berani, dan jangan takut untuk menjelajahi lautan kata-kata yang tak terbatas!




Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me

Digital Marketer. Penulis buku "Masterclass Menulis: Teknik, Disiplin, dan Kreativitas". Konselor Psikologi.

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Categories

recent posts

Sponsor

Facebook

Blog Archive

  • Februari 2025 (2)
  • Januari 2025 (6)
  • Desember 2024 (5)
  • November 2024 (1)
  • Oktober 2024 (19)
  • September 2024 (14)

Created with by ThemeXpose